Kota Depok memang menjadi salah satu lumbung suara yang diincar oleh para Caleg DPR RI Dapil VI yang meliputi kota Depok dan kota Bekasi di Pileg 2019 yang sebentar lagi akan digelar. Baik para petahana maupun caleg baru berebut atensi di wilayah ini untuk menduduki jatah 6 kursi di DPR RI, Senayan. Rupanya diantara 92 nama Caleg di dapil VI tersebut ada beberapa nama terkenal hingga artis pun yang ingin maju dan DCT anggota legislatif DPR RI Kota Depok untuk Pileg 2019 ini bisa dilihat melalui website resmi KPU RI.
Namun demikian, sebagai warga yang ingin memiliki wakil rakyat yang bisa membawa aspirasinya ke majelis yang terhormat, sudah pasti akan memilih Caleg- Caleg yang sesuai dengan keinginannya. Maka untuk menentukan pilihan, track record atau rekam jejak para Caleg DPR RI kota Depok ini bisa menjadi acuan yang mudah bagi segenap calon pemilihnya untuk menentukan sikap pada tanggal 17 April nanti.
Bersyukur dengan adanya era digital ini, mencari track record atau catatan apa saja yang pernah dilakukan oleh para Caleg DPR RI kota Depok tersebut sekarang sudah dengan gampang bisa dicari informasinya di dunia maya.
Salah satu yang mudah dicari di dunia maya adalah Intan Fauzi, Caleg DPR RI kota Depok dari partai PAN dengan nomor urut 2 yang sudah cukup lama konsisten bergerak demi masyarakat di daerah pilihannya. Intan Fauzi, SH, LL.M merupakan sosok cerdas serta memiliki kemampuan intelektual tinggi. Gelar Sarjana Hukum (SH) diraihnya dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dengan kosentrasi Hukum Bisnis (hukum tentang kegiatan ekonomi). Sedangkan gelar master hukum diperolehnya dari Faculty of Law, University of Nottingham, England-UK.
Caleg DPR RI kota Depok ini merupakan sosok seorang wanita karir dan seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam berbagai kegiatan usaha dan kemasyarakatan. Berangkat dari kualitas dan integritas itu, saat ini Intan diberi amanah oleh rakyat dengan menempati posisi Komisi V DPR RI atau sering disebut Komisi Infrastruktur.
Sering kita dengar bahwa DPR dianggap sebagai ladang memperoleh kekayaan. Stigma ini sangat beralasan jika menilik latar belakang beberapa anggota DPR, dari tidak punya apa-apa, kemudian menjadi kaya raya setelah menjadi anggota DPR.
Akan tetapi, tidak demikian dengan Intan Fauzi yang kembali mencalonkan diri menjadi Caleg DPR RI kota Depok karena merupakan lahan pengabdian untuk melayani rakyat, bukan ajang untuk mencari gaji apalagi guna menumpuk kekayaan.
“Menjadi wakil rakyat bukan mencari pekerjaan. Itu tidaklah menjadi target saya. Kalau mau mencari pekerjaan ya, di perusahaan atau silahkan berdagang, bertani, atau menjadi nelayan. Bukan mencalonkan diri sebagai anggota wakil rakyat,” jelas istri dari Dr dr Fitriyadi Kusuma Djajasasmita Sp.OG (K) Onk ini.
Dilihat dari kemampuan ekonomi, Caleg DPR RI kota Depok ini menjabat juga sebagai Direktur PT Fauzi Panca Manunggal (Office Building Management) yang mengindikasikan sudah mapan. Bukan karena jabatan Direktur yang diembannya saat ini yang membuat ia kuat secara financial, tetapi, pekerjaan yang dijalani selama puluhan tahun membuat kehidupannya berkecukupan.
Lalu, mengapa Intan kemudian memilih menjadi anggota DPR? Bukankah posisinya sekarang sudah jauh dari cukup secara materi?
Rupanya, ibu lima orang putra masih ingin mengabdi kepada masyarakat dengan jalan menjadi wakil rakyat dengan kembali menjadi Caleg DPR RI kota Depok tersebut. Selain itu, Intan Fauzi juga ingin menyumbangkan pikiran dan gagasannya untuk kemajuan bangsa. Karena itu, pengalaman pekerjaan serta interaksinya dengan masyarakat dijadikannya modal untuk bekerja bagi rakyat.
Untuk itulah, dengan kembali menjadi Caleg DPR RI kota Depok, dirinya akan menjadikan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai salah program prioritas. Aktivitasnya di bidang pemberdayaan usaha kecil cukup membantu untuk membangkitkan gairah masyarakat agar berusaha di jalan yang lurus. Ini tidak terlepas dari bidang usaha yang digelutinya saat ini.
“Tentu saya tidak menutup diri karena pada akhirnya berpulang pada kebutuhan masyarakat. Seperti bicara tentang kesehatan. Bagaimana masyarakat bisa mengakses Jamkesda. Kemudian bicara pendidikan. Bagaimana bisa mengakses pendidikan yang murah,” pungkasnya.
