PALU-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus terhadap 4 strategi tanggap darurat, yakni penanganan evakuasi korban, penyediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi bagi para pengungsi, pembersihan kota paling lambat 2 minggu ditargetkan selesai dan pemulihan konektivitas guna menjamin kelancaran arus logistik ke Kota Palu.
Keempat fokus penanganan tanggap darurat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tersebut terus dimonitor pelaksanaannya oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Peralatan air bersih dan sanitasi secara bertahap telah ditempatkan pada lokasi-lokasi pengungsian. Saat ini sebaran hidran umum ada di 15 lokasi yakni Lapangan Watulemo, halaman Balaikota, Bunderan Biromaru, Bunderan STQ, Makorem, Masjid Raya, Mako Sabara Saboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos, Lapangan Dayodara, GOR Siranindi, Kampung Siswa, Kelurahan Pentolan Boya, BTN Lasoni, dan Mako Sat Brimob Mamboro.
Tambahan peralatan dari tiga Gudang PUPR di Makassar, Surabaya dan Bekasi yang dikirimkan Minggu, 30 September 2018 saat ini dalam perjalanan menuju Palu dan Donggala. Peralatan yang dikirimkan yakni mobil Tangki air, mobil Instalasi Pengolahan Air, mobil tinja dan mobil lapangan total sebanyak 35 unit, tenda darurat 34 unit, WC knockdown 49 unit, hidran umum 25 unit, genset 3 unit dan peralatan lainnya.
Pengiriman peralatan air bersih dan sanitasi dari Bekasi dan Surabaya akan menggunakan Kapal Laut dan diperkirakan akan tiba dalam pada hari Kamis (4/10) mendatang. Sementara pengiriman dari Gudang Makasar yakni 2 mobil tangki air, 15 HU Kapasitas 2000 liter, 10 Tenda Hunian Darurat 3×4 dan 15 WC Knockdown telah tiba di Palu minggu malam (30/9).
Tambahan alat berat juga telah dikirim Kementerian PUPR pada Minggu, 30 September 2018 sebanyak 4 unit excavator, 6 unit loader, 7 unit dump truck dan 1 unit grader. Hari ini Senin, 1 Oktober 2018, alat berat Kementerian PUPR ditambah yakni 3 excavator dan 5 dumptruck. Lokasi kerja alat berat berada di Petobo, Balaroa dan di pusat kota Palu lainnya.
Dalam kunjungan hari ke-2 di Kota Palu, Menteri Basuki melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan empat fokus strategi tanggap darurat tersebut dilaksanakan. Lokasi yang dikunjungi diantaranya penyediaan hidran umum untuk air bersih warga di taman kota Watulemo, sekitar bandara, posko pengungsian dan ruas-ruas jalan Kota Palu.
Menteri Basuki mengatakan jalan trans Sulawesi sebagai akses utama menuju Kota Palu dari berbagai kota sekitar seperti Parigi, Poso dan Makasar bisa dilalui kendaraan. Ketersediaan akses jalan sangat penting bagi pengiriman bantuan korban gempa bumi di Sulawesi Tengah terutama di Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Salah satu ruas krusial yakni Kota Palu – Kabupaten Parigi yang menjadi jalur utama dari utara Sulawesi menuju Palu dimana terdapat daerah daerah dataran tinggi yang rawan longsor yakni di Kebon Kopi.
Penanganan ruas jalan ini telah dilakukan secara bertahap dimana pada tahun 2017 ada 4 paket pekerjaan multiyears dengan nilai Rp 330 miliar. Penanganan dilakukan sepanjang 48 Km oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV, Ditjen Bina Marga.
“Saat ini kita di Kebun Kopi yang berada di ruas jalan antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi, penghubung lintas Timur dan Barat. Jalan di kawasan Kebun Kopi sejak lama merupakan rawan longsor. Kita lakukan perbaikan secara ofensif,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada hari kedua kunjungannya di Kota Palu, Senin, 1 Oktober 2018.
Penanganan yang dilakukan berupa penanganan geometrik sehingga lebih landai, serta manajemen drainase lereng sehingga air turun tidak membebani lereng, penggunaan geogrid untuk menahan jatuhnya batuan, kemudian geomed berupa media tanam untuk mengontrol erosi dan sebagai media tumbuh tanaman.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Direktur Preservasi Atyanto Busono, Kepala BPJN XIV Satriyo Utomo, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.