Anggota Komisi VI DPR RI, Intan Fauzi berpendapat, sudah saatnya pemerintah membantu modal para pelaku usaha Ultra Mikro (UMi).
Dari data yang dihimpun, selama ini para pelaku usaha ultra mikro banyak meminjam dana dari rentenir dan pinjaman online.
Mayoritas rakyat Indonesia adalah pelaku usaha dengan modal sangat kecil, bahkan tanpa modal.
“Ironis. Mereka sulit mendapat akses lembaga keuangan formal. Ini pekerjaan rumah yang besar bagi kita,” kata Intan Fauzi, di Jakarta, belum lama ini.
Intan mengungkapkan, 46 juta pelaku usaha UMi butuh dana tambahan. Hanya 20 juta yang dilayani lembaga keuangan formal.
Sementara itu, 12 juta pelaku usaha lainnya dilayani oleh rentenir, keluarga atau kerabat. Selain itu, 14 juta lainnya tidak mendapatkan akses pendanaan.
Menurut Intan, sudah saatnya para pelaku usaha UMi dibantu. Holding UMi ini harus bisa menyasar lapisan bawah, yang selama ini tidak terfasilitasi perbankan.
Legislator dapil Depok dan Bekasi ini baru saja mengikuti rapat kerja dengan Kementerian BUMN, serta tiga entitas holding UMi.
Intan mendukung penuh rencana pembentukan BUMN sektor UMi-UMKM (Ultra Mikro-Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
“Mereka bertujuan menghimpun potensi ultra mikro yang sangat besar di Indonesia,” ujar Intan.
Intan mengingatkan, sinergi tiga BUMN dalam Holding UMi harus lebih fleksibel, agar bisa diakses oleh pelaku usaha UMi. Dengan begitu bisa membantu usaha rakyat kecil, apalagi banyak yang usahanya jatuh di saat pandemi covid-19.
“Misalnya akses kredit, karena umumnya pelaku UMi dianggap tidak bankable untuk prosedur pendanaan formal, ” ujar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Intan menegaskan, suku bunga kredit yang diberikan kepada para pelaku usaha UMi, harus sangat rendah sehingga terjangkau.
“Dengan jaringan BRI yang sampai ke desa, pasti dapat menjangkau usaha kecil secara luas,” kata Intan dihadapan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Dirut Pegadaian Kuswiyoto, dan Dirut PT Permodalan Nasional Madani Arief Mulyadi.
Sumber : Infojambi.com